
Pendahuluan
Diam dan menyapa mu dalam lantunan do’a sampai Allah memberikan restu yang Hakiki.
Do’a dalam Diam “Tidak ada seorang muslim pun yang mendo’akan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama”. (H.R. Muslim no. 912).
Menyapamu dalam Do`a
Ketika aku mulai menuliskan kata hidup
Jari jemariku berhenti kaku membisu
Ketika aku mulai menumpahkan sebuah kisah
Danau tintaku menolak memberikan tempatnya
Api berbunga seakan bergejolak dalam dada
Rasa yang berkobar mengibar syahdu
Ingin rasanya ku ceritakan wahai pujanggaku
Namun ada yang maha mengetahuinya lebih dulu
Di malam yang gelap bersama terangnya bintang
Aku mencurahkan sesuatu yang ditolak oleh danau tintaku
Ku labuhkan kepada sang illahi untuk bermunajat
KepadaNya pula aku meminta taubat
Supaya raga dan hati ini terhindar maksiat
Segelintir air menyusur jatuh ke dalam pintaku
Membasahi bibir yang terus memujaMu
Sembari ku panjatkan do’a-do’a harapan
Harapan yang mengukuhkan keteguhan
Keteguhan menunggunya hingga Tuhan merestui
Meskipun benakku mengetahui suatu hal pasti
Penantian ini berlabuh sendiri tanpa arah tentu
Jikalau berlabuh ke hulu yang bukan pelabuhanku
Do’aku tetap menyertai bahagainya berlabuhmu
Walaupun larat hati dan menikam sanubari
Semoga dipertemukan di alam syurgaNya kelak nanti
Namun takdir, suatu yang baru tidak akan bisa tahu
Hanya kepada yang Esa-lah aku menyerahkan urusanku
0 Komentar