Bahan Renungan untuk mu, Mahasiswa Berbeasiswa

oleh | 18 Jan 2018 | Sastra

Pendahuluan

Yosh, Assalamu’alaikum. Selamat malam. Kembali lagi postingan ketika liburan dalam penuh kegabutan :D. Sebenernya niat ketika liburan itu mau optimasiin website dan posting banyak hal, kenyataannya hanya segini saja dan libur segera berakhir wkwk malah curcol. Beberapa postingan saya terakhir hanya mengenai pusi dan resensi buku ya. Bagi kamu yang rindu ibu boleh baca puisi ini untuk mengiringi do’a yang sedang dipanjatkan [Ibu, Aku Ingin Menangis]. Oke deh tanpa basa basi lagi lanjut ke bawah dan coba hayati dengan teliti . . .

Sudahkah Kita Memenuhi Amanah dan Harapan Bangsa


Sebuah Prosa dalam Cerita

Hai, para scholar yang mendapat uluran tangan dari pemerintah.

Pemerintah ? bukankah itu uluran tangan, buah harapan, bahkan jerih dari pekerjaan.

Dari rakyat besar sampai masyarakat yang notabene berkekurangan.

Namun tidak pernah menyulutkan kobaran api semangat dan kesubmissivannya pada pemerintahan.

Yaitu mampu menjalankan amanah sesuai porsi yang ditanggungkan.

Ketika mereka berjibaku di bawah teriknya panas, itu bukanlah sebuah tabir penghalang untuk tidur dalam menghadapi hidup, begitupun ketika hujan.

Apa kita tidak malu ? Jika dikata diri masih tiduran saat perkuliahan atau malas-malasan dalam empuknya ranjang seharian. Tidakkah malu dengan semua lapisan bangsa yang sudah memberikan sumbangan materi demi perubahan.

College Student

YA PERUBAHAN !. Perubahan yang mengarah pada perbaikan. Rakyat kita tidak menutup mata, dengan para intelek yang korup. Hanya saja mereka ditutup arah pandangannya oleh mereka.

Apalagi jika tahu bahwa asa dan harapan dari kerja kerasnya mengandung ular berbisa, malah menyergap dan memakan tuannya sendiri, betapa kecewa dan pedihnya bangsa ini.

Melihat kenyataan yang bahwa kerja keras mereka hanya menjaring angin dengan saringan.

Wahai Mahasiswa Beasiswa janganlah memalingkan muka dari bangsa kita. Jangan lupakan harapan yang ditanggalkan dalam pundak kalian.

Ingat pula bahwa kau adalah orang tersaring dari penjaringan. Banyak pula yang merana karena dana yang tidak memihak pada mereka.

Mungkin sulit untuk dibayangkan, dan memang itu bukan sebuah bayangan. Itu realita. Apalagi jika ternyata agen perubahan dibawa oleh mereka yang tidak mendapat uluran tangan.

Jika begitu, kemana saja kita selama ini ? Nongkrong berdalih diskusi ? atau Tiduran penuh seharian ?. Waktu menjadi mahasiswa itu terbatas, tapi pengabdian dan amanah itu tiada batas.

Marilah saudaraku kita lebih bijak dan lebih ditingkatkan lagi kesadaran bahwa pundak kita itu bukan diberi beban, tapi harapan.

Harapan demi kemajuan bangsa yang tidak korup, berkeadilan dan berakhlak mulia. Bukan malah melahirkan manusia bakhlak setan, yang akan menerkam ibu (rakyat) sebagai mangsanya.


Salam

Anonim / A.K. Catatan Mahasiswa Beasiswa

Penutup

Forest with blue sky

Oke untuk kali ini dicukupkan sampai disini. Semoga dimanapun kita berada, kita bisa mengemban amanah sesuai apa yang disanggupkan diri kita.

Bagi anda yang memiliki tulisan ataupun saran mengenai blog ini, silahkan kirim ke e-mail : aripviker@gmail.com. Tulisan yang dikirim boleh berupa apaun sesuai dengan label yang tersedia dalam blog ini, namun tidak bersifat melanggar norma, dan tulisannya akan dimuat atas nama pengirim sendiri. Terima kasih .

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *