Bagi Kamu Calon Mahasiswa Baru, Pilihlah Jurusan Kuliah Sesuai Dirimu

oleh | 10 Feb 2018 | Opini

Pendahuluan

Yosh Selamat siang para manusia dunia maya atau nijigen wkwk. Dalam suasana kegabutan tidak ada perkuliahan selama empat hari, kadang renungan akbar datang bertubi-tubi menusuk sanubari dan pas di hati. Ini semacam sikap yang seharusnya tidak ada dalam diri, namun begitu sulit untuk melawannya. Mangkanya untuk tidak gabut, bagi kamu memilih jurusan kuliah jangan asal-asalan ya.

Baca juga : Kamu Mahasiswa Baru? Yuk Intip Keuntungan Tinggal di Asrama Tahun Pertama

Lah ini tentang apa wkwk malah ngalor ngidul. Ini tentang perkuliahan, bagi kamu yang ingin kuliah ke luar negeri bisa baca ini [Motivasi dari A. Fuadi dalam Novel trilogy negeri 5 menara]. Atau bagi kamu yang ingin struggling di dalam negeridan jalan untuk ke perguruan tinggi, bisa mungkin secercik kicauan saya dalam artikel [My Journey to Kuliah].

Yuk baca artikel dengan judul lengkapnya Bagi Kamu Calon Mahasiswa Baru, Pilihlah Jurusan Kuliah Sesuai Dirimu. Supaya memilih jurusan kuliah tidak salah ya.

Memilih Jurusan Kuliah

Masalah jurusan memang menjadi salah satu buah bibir bagi kelas akhir atau anak cikal dalam wajib Pendidikan 12 tahun. Karena selama itu pula, temen-temen hanya mengikuti sebuah alur yang sama. Sama dalam mata pelajaran, kegiatannya seragam, bahkan pakai baju seragam pula, atau kepalanya sama semua :D.

Mulai dari temen-temenn masuk SD, SMP, dan SMA .Yang membedakan hanya perbedaan kelas, itupun hanya secara diskrit saja dalam satu angkatan. Sehingga kemampuan dalam memilih dan menimbang masa depan sedikit terkerdilkan.

Baca juga: Bagaimana Psikologi Islam Memandang Manusia? Mari Mengenal Psikologi Islam Lebih Jauh

Mungkin ketika di SMA ada yang namanya penjurusan. Ini didasarkan hasil raport temen-temen, dilihat rekam jejak kelas X nya (dalam KTSP). Disini mulai terjadi dikotomi, antara IPA dan IPS. Ini berlanjut ketika tes atau masuk ke jurusan yang akan dipilih di perkuliahan. Persepsi yang beredar, jurusan eksakta yang bakal mudah kuliah dan lebih beken.

Namun nyatanya iya hehe. Sistem di Indonesia dibuat seperti itu, terkhusus pada sekolah kedinasan dan ada mis beberapa jurusan di perguruan tinggi. Sehingga, perlu kerja ekstra bagi mereka yang ingin melanjutkan ke jurusan yang silang dari kebiasaan belajar sebelumnya. Bukan tidak mungkin, tapi perlu usaha yang lebih dalam mengejar ketertinggalannya.

Sedikit cerita, masalah ini berlanjut pada mahasiswa semester awal perkuliahan. Pernah saya iseng melakukan semacam survey secara personal kepada temen-temen saya tentang masalah jurusan. Banyak jawaban dari mereka yang salah duga dengan jurusan yang dipilihnya, sehingga sedikit rasa menyesal tumbuh dalam diri.

Baca juga: Inilah 9 Alasan Mengapa Kamu Harus Banget Kuliah di Megapolitan Jakarta

Saya termasuk ke dalam mahasiswa merana yang sering menyalahkan keadaan jurusan. Ketika saya berada dalam puncak sesal, wkwk, saya beranikan diri ikut ujian dan ingin pindah jurusan. Hasilnya sesuai harapan, namun karena mental, keraguan, dan tentangan banyak pihak keberanian untuk beralih haluan dibatalkan.

Dalam kajian psikologi social, saya mengalami disonansi kognitif. Disonansi kognitif itu semacam apa yang ada dalam kognisi (pikiran) saya berbeda dengan yang ada dalam realitas. Saya mengatasi hal itu dengan memasukan informasi-informasi lainnya yang membuat kognisi saya berdamai, seperti kelebihan jurusan yang saya jalani, kuliah ke luar negeri, setelah lulus S1 lagi. Beratkan? Mungkin, bagi sebagian orang dan termasuk saya hahaha. Untuk itu pilihlah jurusan sesuai denga diri mu, tanyakan pada diri who am I?

Baca juga: Kamu Kuliah Jurusan Psikologi? 8 Hal Ini Pasti Kamu Sering Denger dan Ditanyakan Orang Lain

Saya termasuk ke dalam mahasiswa merana yang sering menyalahkan keadaan jurusan. Ketika saya berada dalam puncak sesal, wkwk, saya beranikan diri ikut ujian dan ingin pindah jurusan. Hasilnya sesuai harapan, namun karena mental, keraguan, dan tentangan banyak pihak keberanian untuk beralih haluan dibatalkan. Dalam kajian psikologi social, saya mengalami disonansi kognitif.

Disonansi kognitif itu semacam apa yang ada dalam kognisi (pikiran) saya berbeda dengan yang ada dalam realitas. Saya mengatasi hal itu dengan memasukan informasi-informasi lainnya yang membuat kognisi saya berdamai, seperti kelebihan jurusan yang saya jalani, kuliah ke luar negeri, setelah lulus S1 lagi. Beratkan ? Mungkin, bagi sebagian orang dan termasuk saya hahaha. Untuk itu pilihlah jurusan sesuai denga diri mu, tanyakan pada diri who am I ?.

Beberapa Tips dalam Memilih Jurusan Perkuliahan

Kalau kata orang mah milih jurusan kayak milih pasangan hidup. Soalnya, banyak pertimbangan yang harus dipikirkan. Mulai dari temen-temen harus riset mata kuliah yang ditawari, dosen yang ngajar, prospek, dkk. Itu harus dilakukan temen-temen, guna melatih kemampuan temen-temen juga seperti memilah informasi mana yang benar, objektif, dan melatih kemampuan decision making. Oke langsung saja yuk.

Kenali dan terima diri secara mendalam

Who am I pageuppeople
Source : Pageuppeople

Mengenali diri merupakan bagian dari tugas anak remaja yang berkisar antara 16-19 tahun. Menurut teori Psikososial Erickson, tugas tersebut meliputi menerima perubahan kelompok, tahu bagaimana memperlakukan diri, apa yang diinginkan dan yang dibutuhkan. Hal ini ditopang oleh kemampuan kognitif yang sudah bisa berpikir secara abstrak dan rasional. So, temen-temen diharapkan tahu akan identitas diri, mulai dari menyadari dan menerima apa yang sudah dilakukan selama ini secara istiqamah, bergairah dalam hal apa, mungkin bakat atau minat terhadap sesuatu bisa jadi pertimbangan.

Mengetahui mata kuliah yang ditawarkan

MATKUL-KOM-2-600x600 fisip umt
Source : Fisip UMT

Mengapa mata kuliah ?. Karena gini temen-temen, mata kuliah menjadi hal yang utama dalam perkuliahan. Di awal mungkin akan merasa bosan karena yang ditemukan hanyalah pelajaran-pelajaran yang pernah dipelajari ketika sekolah dulu. Perlu diketahui semakin atas, mata kuliah semakin menjurus dan lebih sulit.

Jika setengah hati memilih jurusan, yang ada hanya males dengerin dosen, ngantuk saat kuliah, dan uring-uringan. Ketika tahu apa yang diajarkan sampai akhir, mungkin temen-temen bisa menerka dan membayangkan apa aja yang akan dipelajari. Kuliah itu berat, biar yang serius aja wkwk. Tambahan, untuk kuliah di jurusan yang umum diharapkan Bahasa Inggris menguasai, minimal untuk membaca buku. Karena pasti akan diberikan tugas membaca buku berbahasa Inggris.

Cari tahu prospek kerja setelah lulus

prospek-kerja kampusku
Source : Idn Times

Memang tidak dipungkiri dan kita tidak bisa menampik bahwa setelah kuliah kita memerlukan pekerjaan. Usia kita ketika lulus kuliah sudah masuk ke dalam tahap dewasa awal yaitu 20 tahunan. So, engga mungkin kan masih minta kepada orang tua, yang ada kita harus membantu mereka. Contohnya seperti psikologi, mungkin bisa menjadi konsultan, bagian SDM di perusahaan, dsb. Ini bisa ditanya kepada para alumni yang pernah mengenyam di jurusannya.

Pertimbangkan akreditasi jurusan dan kampus

W4wn radio
Source : W4Wn Radio

Kuliah dimana saja memang bisa karena tergantung kitanya. Memang itu betul, tapi ada informasi yang terselubung yang tidak diinformasikan. Jurusan dengan akreditasi yang baik, jika penilaiannya ketat, akan memiliki fasilitas yang memadai bagi kegiatan belajar mahasiswanya. Sebagai contohnya, buku yang tersedia di perpustakaan, akses ke jurnal nasional ataupun internasional dsb. Karena dalam perkuliahan itu menjadi makan sehari-hari baik buku atau yang laiinya (Kamu bisa cek disini).

Pilih lingkungan perkuliahan yang cocok

2-ucla best collagereviews.jpg
UCLA. Source : Collegereview

Tempat perkuliahan mungkin sebagai prioritas bagi sebagian orang. Seperti ada yang cocok di daerah yang berhawa sejuk atau tahan dengan kemacetan sekitaran kampus, atau daerah di dataran rendah dsb. Hal ini memang tidak berpengaruh secara langsung, namun akan menambah semangat secara eksternal dalam menempuh perkuliahan.

Minta do`a dan restu orang tua

minta doa restu orang tua coretanku
Minta do’a lah. Source : Coretanku

Restu dari orang tua merupakan hal yang paling krusial. Jika temen-temen tidak diperbolehkan masuk ke suatu jurusan dan diarahkan untuk masuk ke dalam suatu jurusan namun enggak minat, ini menjadi masalah pelik. Memang setiap orang tua menginginkan anaknya untuk sukses dan sejahtera di masa mendatang, dan biaya kuliah mereka yang nanggung. Namun, jika temen-temen merasa sudah punya planning dalam suatu jurusan, apa salahnya untuk berdiplomasi secara baik-baik dan berikan janji bahwa temen-temen sudah merencanakan hal ini dan buktikan bahwa temen-temen itu bisa membanggakan mereka.

Penutup

Memilih jurusan memang memerlukan pertimbangan yang cukup matang, mulai dari mohon kepada Allah, minta restu orang tua, dan pengenalan diri secara komprehensif. Jangan hanya sekedar ikut-ikutan atau masalah gengsi (prestise). Supaya tidak terjadi penyesalan di akhir atau di tengah jalan nanti. Namun yang pasti, jika sudah terlanjur basah, ilmu itu tidak ada yang tidak bermanfaat. Dimanapun kita berada disanalah samudera ilmuNya yang maha luas dan siap untuk diarungi. Semoga Sukses.

Bagi kamu yang memiliki kritik atau saran yang bersifat membangun blog ini dan atau memiliki artikel yang ingin dimuat dalam blog ini silahkan kirimkan tulisannya melalui email berikut : aripviker@gmail.com

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *