Pendahuluan
Kali ini Arif Keisuke akan memuat artikel kembali mengenai review buku tentang patriotisme, yaitu resensi buku Audrey Yu Jia Hui Mencari Sila Kelima. Mumpung masih hangat dengan suasana kemerdekaan, tema ini cocok diangkat ke permukaan. Dengan buku ini, kamu akan ditantang sebagai warga negara Indonesia mengenai rasa kepatriotan yang tertanam dalam diri. Selain itu juga, kamu akan diberikan pandangan dan merasakan sebagai warga minoritas di Indonesia. Yuk baca resensi buku mencari sila kelimanya dulu.
Baca juga : Nestapa, Khianat dan Genderang Jihad di Abad Pertengahan – Resensi Ain Jalut; Melawan Mitos Hulagu
Untuk lebih jauh mengenai isi kamu harus membaca artikel ini hingga tuntas, sebagai spoiler sih hehe. Selain tema yang menarik, penulis buku Mencari Sila kelima sempat viral loh di jagat medsos. Namanya Audrey Yu Jia Hui atau Maria Audrey Lukito. Yuk simak lebih lanjut resensi buku mencari sila ke-lima oleh Audrey Yu Jia Hui guna belajar mencintai sesama saudara bangsa Indonesia.
Belajar Mencintai Saudara Sebangsa Indonesia – Resensi Mencari Sila Kelima
Sebuah Resensi Buku Patriotisme
Informasi Buku
Judul Buku : Mencari Sila Kelima (Sebuah Surat Cinta Untuk Indonesia)
Penulis : Audrey Yu Jia Hui atau Maria Audrey Lukito
Genre : Patriotisme, Biografi
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Tahun Terbit : 2016
Jumlah Halaman : 193 halaman
ISBN : 978-602-291-119-7
Biografi Penulis
Audrey Yu Jia Hui atau nama kecilnya Maria Audrey Lukito merupakan penulis muda asal Indonesia, dengan kisah hidup yang cukup terjal sebagai gifted child dan keturunan minoritas. Audrey kecil dilahirkan tahun 1988 dari keluarga terpelajar. Orang tua Audrey yaitu Budi Lukito seorang insinyur dan pebisnis, sedangkan ibunya Natalia Angela Oenarta merupakan insinyur teknik kimia.
Baca juga: Kisah Seorang Guru yang Memiliki Idealisme dari Jepang. Resensi Buku “Botchan”
Ketika masuk sekolah, Audrey menyelesaikan SD dengan kurun waktu 5 tahun, SMP 1 tahun dan SMA hanya sebelas bulan. Ketika beranjak 13 tahun, Audrey diterima di The College of William and Marry (WM), yang merupakan kampus tua dan ternama bagi anak-anak cerdas istimewa di Amerika Serikat. Ketika 16 tahun, Audrey meraih Sarjana Fisika dengan predikat Summa Cum Laude. Prestasi kognitifnya tidak hanya itu, ketika umur 10 tahun Audrey meraih skor 573 dalam TOEFL dan di usia 14 tahun meraih TOEFL sebesar 670.
Disamping prestasi akademiknya yang gemilang, Audrey memiliki cinta yang besar terhadap Indonesia. Dia berandai dengan kejeniusannya bisa berkontribusi terhadap Indonesia seperti para pahlawan yang dikaguminya. Karenanya, Audrey lebih memilih pulang setelah lulus ke Indonesia.
Ulasan Buku dan Petikan Pesannya
Mengawali ulasan buku ini, saya menilai cukup menggugah jiwa. Gugahan jiwa ini dipicu oleh kisah hidup Audrey yang sangat memotivasi. Bagaimana tidak, setiap orang tua terutama menginginkan anaknya memiliki kemampuan kognitif seperti Audrey. Dilihat dari prestasi-prestasi gemilangnya ketika usia dini hingga remajanya membuat decak kagum para pembaca. Meskipun begitu, Audrey sendiri merasa memiliki kehidupan normal merupakan kebahagiaan hakiki.
Kemudian penuturan buku ini diawali dengan pengantar mengenai persaudaraan sesama warga Indonesia, baik yang keturunan maupun pribumi. Usaha yang disuarakan oleh Audrey yaitu apa yang telah dialaminya semasa kecil, terutama ketika pembantaian etnis tionghoa 1990an. Prasangka dan stereotip yang disematkan pada beberapa suku mengakibatkan terjadinya diskriminasi. Sehingga, Audrey menekankan pada persatuan Indonesia merupakan jalan menuju kemajuan negeri ini.
Baca juga: Kisah Perjalanan Rumi Menjadi Sufi dan Anak Angkatnya Kimya dari Desa Sampai Bertemu Rumi, Resensi Buku Kimya Sang Putri Rumi
Dengan gagasan mengenai perlakuan adil secara sosial, ide yang dimajukannya dalam dimensi pendidikan. Latar belakangnya yaitu, ketika Audrey kecil sering terjadi perlakuan yang tidak memuaskan baginya. Perlakuan orang dewasa saat itu meremehkan pandangan mereka mengenai cita-cita besarnya dengan hukuman Tuhan. Anak-anak ditakut-takuti akan dosa besar dan dibenci Tuhan ketika berbuat tidak seperti anak normal pada umumnya. Mereka dihardik dan diolok-olok ketika membicarakan kecintaan pada negara. Oleh karena itu, dalam pendidikan harus benar-benar mempelajari konsep Pancasila dan UUD dasar secara utuh, bukan sekedar hafal dalam kata saja. Akan tetapi, harus mampu mengamalkan dan menghayati nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Selain itu juga, Audrey menggaris bawahi bahwa di Indonesia yang mayoritas memiliki kepercayaan, namun masalah kemanusiaan masih tertinggal jauh dibanding Amerika atau China. Audrey mengharapkan semua warga Indonesia mampu memahami bahwa agama itu diliputi cinta dan kasih yang tak terbatas. Lebih spesifiknya lagi yaitu bisa mencintai serta mengasihi sesama saudaranya manusia sebangsa setanah air tanpa adanya prasangka berlebih. Ketika mengkafirkan seseorang yang berbeda keyakinan, rasa persaudaraan sesama Tong Bao akan hilang. Implikasinya, kemjuan bangsa akan tersendat, dan energinya lebih banyak dikerahkan mendamaikan pertikaian saja.
Tempat Baca Buku
Bagi kamu yang tidak sempet membeli bukunya secara fisik, kamu tetap bisa menikmati buku Mencari Sila Kelima secara online loh. Kamu bisa mengunduh aplikasi ipusnas di sini, baik Versi Mobile atau Versi Desktop. Saya juga menyarankan supaya kamu membeli produk aslinya, supaya membaca dengan perasaan maksimal.
Baca juga: Mari Mulailah Peduli Pada Lingkungan Wahai Umat Manusia Saat Ini | Resensi Dunia Anna
Karya Audrey Yu Jia Hui atau Maria Audrey Lukito Lainnya
Patriot (2011), Mellow Yellow Drama (2013), Yesus yang Tak Kukenal, Kidung Cinta.
Daftar Pustaka
Audrey Yu Jia Hui, (2015), Mencari Sila Kelima, Yogyakarta: Bentang
Penutup
Oke untuk kali ini saya cukupkan sampai di sini saja. Semoga kamu bisa mendalami makna dari buku ini. Postingan ini sebagai gambaran awal memasuki buku Mencari Sila Kelima supaya lebih mudah mengkondisikan otak memahami maksud penulis. Oh iya, terakhir saya mengutip sebuah kata dari Kang Emil tentang sebuah persaudaraan sesama warga Indonesia.
Perbanyak Kolaborasi, kurangi kata kompetesi, karena kita adalah NKRI.
Ridwan Kamil – Gubernur Jawa Barat
Bagi kamu yang memiliki kritik atau saran yang bersifat membangun blog ini dan mungkin juga ingin mengirimkan artikel atau karyanya untuk dipublikasikan di blog ini, kamu bisa mengirimkannya ke alamat e-mail berikut: Aripviker@gmail.com
0 Komentar