Pendauluan
Kali ini Arif Keisuke akan memuat artikel mengenai resensi buku islam yang saya pahami karya Prof. Quraish Shihab. Dalam buku ini kamu akan diberikan penjelasan mengenai keragaman pandangan ulama menyikapi persoalan kontempoere atau persoalan umum. Buku islam yang saya pahami ini merupakan kelanjutan dari buku sebelumnya yaitu islam yang saya anut, yang lebih banyak menjelaskan prinsip-prinsip dasar ajaran islam.
Baca juga: Memahami Sejarah dan Ideologi PKS serta Gerakan Islam dari Timur Tengah – Resensi Buku Ideologi Politik PKS
Bagi kamu yang ingin mengetahui bagaimana pemahaman Prof Quraish Shihab terkait persoalan yang umum atau kontemporer (seperti harta, Tuhan, Alam, Manusia dsb) bisa membaca resensi buku islam yang saya pahami dulu ya!.
Yuk langsung saja baca artikel dengan judul lengkapnya Memahami Konsep Persoalan Masa Kini dalam Islam – Resensi Buku Islam yang Saya Pahami Karya Quraish Shihab sampai tuntas ya!
Memahami Konsep Persoalan Masa Kini dalam Islam – Resensi Buku Islam yang Saya Pahami Karya Quraish Shihab
Informasi Buku
Judul Buku : Islam yang Saya Pahami; Keragaman Itu Rahmat
Penulis : Muhammad Quraish Shihab
Genre : Islam, Non Fiksi, Agama
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Lentera Hati
Kota Terbit : Tangerang Selatan
Tahun : 2018
Tebal Buku : 332 Halaman
ISBN : 978-602-7720-83-1
Tentang Penulis
Muhammad Quraish Shihab merupakan seorang Ulama, Cendekiawan yang sangat ahli dalam bidan ilmu-ilmu Al Qur`an. Karya fenomenal yang beliau hasilkan yaitu Tafsir Al Misbah (Tafsir Al-Quran 30 juz). Nama panjang beliau beserta dengan gelarnya yaitu Prof. Dr. AG. H. Muhammad Quraish Shihab, Lc., M.A. Ia lahir di Rappang Sulawesi Selatan pada tanggal 16 Februari 1944 (usia 76). Jika ditelaah silsilahnya, beliau merupakan keturunan Nabi Muhammad Saw. dari jalur atau marga Shihab. Jadi, beliau juga merupakan seorang Habib.
Riwayat pendidikan beliau berawal di Makassar sampai kelas 2 SMP yang akhirnya dikirmkan ke Malang, tepatnya di Pondok Pesantren Darul Hadis al-Faqihiyah. Setelah 2 tahun, bersama dengan adiknya Alwi Shihab beliau belajar ke al-Azhar Cairo dengan beasiswa. Ia diterima di kelas 2 di sekolah setingkat Tsanawiyah di Al-Azhar. Kemudian beliau habiskan masa studinya sampai ke Fakultas Ushuluddin jurusan Tafsir dan Hadits di al-Azhar sampai gelar doktor di Tafsir al-Qur`an.
Sepanjang karirnya, beliau tercata sebagai pengajar di IAIN Makassar dan Jakarta, bahkan menjadi Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain itu juga, tercatat beliau sempat menjabat sebagai Menteri Agama Republik Indonesia ke-16 tahun 1998 (dua bulan). Baca biografi lengkap di sini : [Biografi M Quraish Shihab]
Ulasan Buku dan Petikan Pesannya
Buku ini merupakan buku ke dua dari serial Islam yang saya anut karya guru kita Prof. M. Quraish Shihab. Dalam buku sebelumnya (Islam yang saya anut), beliau menjelaskan bagaimana dasar-dasar Islam yang beliau yakini dan jalani. Sementara dalam buku ini, beliau memaparkan pemahamannya terkait dengan topik-topik kontemporer atau masa kini.
Topik yang diangkat dalam buku ini yaitu Tuhan, Alam dan Manusia, Dunia, Hidup di Dunia, Jasmani dan Rohani, Akal dan Syahwat, Lelaki dan Perempuan, Membina Keluarga, Masyarakat, Kewarganegaraan, Jihad, Harta, Kebebasan, Islam dan Seni, Damai, Politik dalam Islam, dan Keragaman Kelompok Umat Islam.
Fokus dalam buku ini yaitu menghidangkan ragam pemahaman terkait persoalan umum dari sudut pandang ajaran Islam. Berangkat dari pemahaman beliau terkait Al-Qur`an diturunkan kepada manusia dan Al-Qur`an itu berdialog kepada seluruh umat manusia. Implikasinya generasi pertama (terdahulu), saat ini, dan generasi mendatang memiliki kewajiban untuk memahami Al-Qur`an. Karena sifat manusia dan pikirannya dipengaruhi oleh beragam faktor seperti kondisi sosial, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tingkat kecerdasan, faktor internal dsb akan berpotensi berbeda pemahaman terkait hal itu. Akan tetapi juga tidak melupakan pandangan terdahulu, namun sebagai dasar pijakan dan memperbaikinya.
Baca juga: Memahami Kejayaan Islam dalam Sejarah – Resensi Sejarah Islam yang Hilang
Keragaman ini dilatarbelakangi setidaknya oleh empat kelompok cara pandang sebagai berikut: pertama, melihat persoalan lama dengan pandangan lama. Kedua, melihat persoalan baru dengan pandangan lama. Ketiga, melihat persoalan baru dengan pandangan baru tapi memperhatikan pandangan pendahulunya. Keempat, melihat persoalan baru dengan pandangan baru, tapi melupakan pandangan pendahulunya. Dalam menguraikan buku ini, Prof Quraish menggunakan pandangan ketiga, karena adanya Ijtihad dan Islam itu berdialog dengan setiap manusia (dengan kebudayaannya) dengan memperhatikan pemahaman ulama terdahulu termasuk generasi awal Islam.
Pembaruan dalam Islam bukan berarti mengubah ajaran yang prinsipil atau dasar, tetapi dalam persoalan ajaran perinciannya. Memperbarui hukum Islam dibutuhkan karena Allah menciptakan manusia untuk menjadi khalifah di muka bumi, yang mensyaratkan menghadapi perkembangan zaman lengkap dengan persoalan-persoalan baru sehingga membutuhkan solusi dan pemikiran sejalan dengan perkembangannya. Solusi dan pemikiran ini tentu tidak boleh bertentangan dengan prinsip ajaran Islam dan tujuan kehadiran agama Islam di muka bumi ini. Bukti yang bisa dilihat dalam pembaruan ini dimulai dari generasi setelah kepemimpinan Rasulullah SAW wafat yang biasa disebut Khulafa ar-Rasyidin.
Kebutuhan berijtihad ini dengan konsekuensi keragaman pandangan karena memang tidak seorang pun memiliki kepastian kebenaran kecuali Nabi Muhammad Saw. oleh karenanya, sesuai dengan hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim (bagi yang memenuhi syarat-syarat wajib ijtihad), ketika berijtihad dan benar maka memperoleh dua ganjaran, kalaupun keliru ia memperoleh satu ganjaran.
Baca juga: Nestapa, Khianat dan Genderang Jihad di Abad Pertengahan – Resensi Ain Jalut; Melawan Mitos Hulagu
Namun kenyataannya dewasa ini, dengan perkembangan teknologi yang semakin mutakhir, mudah sekali ditemukan orang yang tidak memenuhi syarat-syarat menjadi sebagai mujtahid mengeluarkan fatwa hasil ijtihadnya. Bahkan, acap kali ditemukan hanya bermodalkan pemahaman dirinya berdasarkan terjemahan Qur`an saja. Lebih jauhnya lagi dengan sembrono mengeluarkan fatwa yang kemudian mencap fatwanya lah yang benar, dan selain itu merupakan suatu kesesatan. Implikasinya biasanya akan dengan mudah membid`ahkan bahkan mengkafirkan orang yang menganut pandangan lain hanya karena tdak sesuai dengan pendapatnya saja, padahal pendapat itu tidak melanggar prinsip-prinsip ajaran Islam.
Kadang kebencian terhadap suatu topik, kelompok, tema atau nilai disebabkan oleh ketidaktahuan diri dan minimnya penegetahuan secara objektif, serta lebih banyak dipengaruhi subjektifitas. Di samping itu juga banyak sekali ditunggangi oleh kelompok yang hanya mementingkan politik pragmatis (praktis) seperti mempertentangkan agama terhadap suatu perkara yang bukan dalam ajaran atau ranah prinsipil.
Tema yang menarik untuk dibahas yaitu yang paling akhir dengan tema keberagaman itu rahmat. Topik yang menarik seperti Sunni dan Syiah. Menurut pandangan banyak ulama kenamaan misalnya Grand Syeikh al-Azhar Ahmad at-Thayyib berpendapat kedua sayap Islam yaitu Sunni dan Syiah (Imamiyah/Ja`fariyah dan Zaidiyah) harus bekerja sama sebagai Islam. Namun kadangkala masyarakat awam sering mencap syi`ah itu langsung kafir, padahal menurut Syekh Abdul Halim Syi`ah itu partai politik.
Ini dilihat dari Zaid bin Ali ra (Pemimpin aliran Zaidiyah) memiliki guru Ushul Fiqih aliran Mu`tazilah yaitu Washil bin `Atha. Washil meyakini Sayyidina Ali dalam perang unta atau perang melawan Mu`awiyah bersikap moderat. Bahkan, Imam Abu Hanifah memfatwakan untuk membela Zaid untuk melawan orang yang menamakan dirinya sebagai imam dan khilafah. Abu Hanifah sendiri pernah belajar fiqih dan hadits dari Ja`far ash-Shadiq (diyakini oleh penganut kelompok Syiah Imamiyah sebagai Imam ke 6.
Baca juga: Menjelajahi Peradaban Dunia dari Mesopotamia – Resensi dari Puncak Bagdad
Selain itu, kurangnya pemahaman masyarakat terkait kelompok-kelompok syi`ah mengakibatkan tidak bisa membedakan mereka. Padahal kelompok syi`ah yang eksis hari ini mayoritas Imamiyah dan Zaidiyah berbeda dengan kelompok syi`ah yang telah punah atau minoritas yang memiliki pandangan bertentangan dengan al-Qur`an dan prinsip-prinsip agama (Ushuuddin).
Dapatkah sikap orang awam dijadikan bukti tentang kepercayaan saut golongan?
Pesan yang ingin disampaikan yaitu bersatu dan saling bekerja sama tanpa perlu meleburkan diri mengikutinya, meskipun memiliki keberagaman pendapat dan pandangan dalam berislam, untuk tidak mudah untuk mengkafirkan serta membid`ahkan satu sama lainnya. Bahkan, ketika terdapat 99 hal yang menguatkan kekafiran seorang Muslim, tetapi masih ada satu alasan yang menetapkan keislamannya maka mufti atau hakim sebaiknya beramal dengan satu alasan tersebut.
Meskipun telah banyak upaya pemersatuan dua kelompok besar ini tetapi rongrongan musuh Islam (yang ingin menghancurkan kedamaian dan Islam) sering kali memperkeruh suasana, selain itu kepentingan politik biasanya menjadi nakoda perpecahan.
Link Download dan Baca Buku Islam yang Saya Pahami PDF
Bagi kamu yang ingin mengunduh buku Islam yang Saya Pahami PDF, saat ini kamu tidak bisa membaca buku ini secara gratis. Kamu bisa membeli buku elektroniknya di google play book [Islam yang Saya Pahami PDF]. Kisaran harganya yaitu Rp. 53.625 – Rp. 71.500.
Namun apabila kamu kurang menyukai membaca buku elektronik, kamu bisa membeli bukunya di toko terdekat kamu. Kamu juga bisa membeli buku Islam yang Saya Pahami di toko online dengan rentangan harga sekitar Rp.58.000 – Rp. 75.000. Yuk biasakan membeli buku resminya atau membaca dari kanal resmi untuk mendukung penulis, penerbit atau pihak lain yang terlibat supaya tetap produktif!
Buku Lain Karya Muhammad Quraish Shihab
- Islam yang Saya Anut (2017)
- Islam yang Disalahpahami (2018)
- Jilbab: Pakaian Wanita Muslimah (2012/2018)
Untuk karya-karya, terutama buku yang diterbitkan oleh beliau, artikel ini tidak akan cukup untuk menuliskan detailnya. Kamu bisa melihat daftar karya Prof Quraish Shihab di laman berikut: [Buku Karya M Quraish Shihab].
Daftar Pustaka
- Wikipedia : Muhammad Quraish Shihab
- Shihab Q., (2018), Islam yang Saya Pahami, Tangerang Selatan: Lentera Hati
Penutup
Oke untuk artikel mengenai resensi buku islam yang saya pahami hanya sampai di sini saja. Jangan lupa bagikan artikel ini kepada temen kamu yang lain ya. Terima kasih.
Bagi kamu yangmemiliki kritik atau saran yang sifatnya membangun blog ini dan mungkin juga ingin mengirimkan artikel atau karyanya untuk dipublikasikan di website ini, kamu bisa mengirimkannya ke alamat e-mail berikut ini: Aripviker@gmail.com
Kata kunci: resensi buku islam yang saya pahami, review buku islam yang saya pahami, ulasan buku islam yang saya pahami, download buku islam yang saya pahami pdf, resensi buku m quraish shihab
0 Komentar