Bagi Mereka yang Dipaksa Hilang dan Tetap Hidup dalam Hati Kami – Resensi Buku Laut Bercerita Karya Leila S. Chudori 

oleh | 5 Mar 2022 | Buku

Pendahuluan 

Kali ini Arif Keisuke akan memuat artikel mengenai resensi buku Laut Bercerita karya Leila S. Chudori. Buku ini sangat populer terutama menjadi konsumsi kalangan mahasiswa. Mungkin salah satu alasannya mengisahkan kehidupan perjuangan aktivis mahasiswa di era akhir 90an. Buku ini sangat cocok bagi kamu yang hendak mencari tahu dan lebih dekat dengan cerita peristiwa tahun 1998 baik sebelum dan sesudahnya. 

Entah kenapa saya tergerak untuk membuat resensi buku ini, padahal dulu ketika selesai membacanya mungkin cukup buat pribadi saja. Tapi setelah denger podcast di Suarakademia membuat saya ingin kembali mengangkat isu atau topik ini. Bagi kamu yang memang tertarik dengan Indonesia era orde baru bisa baca dulu resensi buku Laut Bercerita nya di sini ya. 

Yuk langsung saja baca artikel dengan judul lengkapnya Bagi Mereka yang Dipaksa Hilang dan Tetap Hidup dalam Hati Kami – Resensi Buku Laut Bercerita Karya Leila S. Chudori sampai tuntas ya. 

Bagi Mereka yang Dipaksa Hilang dan Tetap Hidup dalam Hati Kami – Resensi Buku Laut Bercerita Karya Leila S. Chudori 

Informasi Buku 

Resensi buku Laut bercerita karya Leila S. Chudori, review buku laut bercerita, analisis buku laut bercerita, download buku laut bercerita, baca buku laut bercerita pdf.
Arif Keisuke – Resensi Buku Laut Bercerita

Judul Buku: Laut Bercerita 

Penulis: Leila S. Chudori 

Genre: Fiksi; Sejarah 

Bahasa: Indonesia 

Penerbit: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) 

Kota Terbit: Jakarta 

Tahun Terbit: 2017 

Tebal Buku: x + 379 halaman 

ISBN: 978-602-424-694-5 

Tentang Penulis 

Resensi buku pulang karya Leila S. Chudori, Resensi buku leila s chudori, pulang karya leila s chudori pdf, download pulang leila s chudori pdf
Arif Keisuke – Leila S Chudori. Sumber: Wikipedia.com

Leila S. Chudori merupakan seorang penulis yang lahir di Jakarta tanggal 12 Desember 1962. Sejak kecil, tepatnya pada usia 12 tahun Ia sudah menerbitkan karyanya pada majalah Si Kuncung, Kawanku, Hai. Dewasa ini Ia dikenal sebagai penulis cerita pendek, novel, dan skenario drama televisi. Selain sebagai penulis, Leila bekerja sebagai seoarang redaktur senior di majalah Tempo.

Pendidikan yang ditempuh Leila dihabiskan di Kanada. Ia menjadi salah satu penerima beasiswa untuk kuliah di Lester B. Person College of the Pacific (United World Colleges) di Victoria dan studi Political Science dan Comparative Development Studies dari Universitas Trent di Kanada. Sebagai seorang sastrawan dan penulis, Leila mendapat banyak penghargaan salah satunya yaitu Penulis Skenario Drama Televisi Terpuji (2006; Dunia Tanpa Koma) dan Penghargaan Sastra Badan Bahasa Indonesia (2011; 9 Dari Nadira). Selain itu, Novel Pulang mengantarkan Leila meraih penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa kategori Prosa pada tahun 2013. 

Sinopsis (Blurb) Buku Laut Bercerita 

Jakarta, Maret 1998 

Di sebuah senja, di sebuah rumah susun di Jakarta, mahasiswa bernama Biru Laut disergap empat lelaki tak dikenal. Bersama kawan-kawannya, Daniel Tumbuan, Sunu Dyantoro, Alex Perazon, dia dibawa ke sebuah tempat yang tak dikenal. Berbulan-bulan mereka disekap, diinterogasi, dipukul , ditendang, digantung, dan disetrum agar bersedia menjawab satu pertanyaan penting: siapakah yang berdiri di balik gerakan aktivis dan mahasiswa saat itu. 

Jakarta, Juni 1998 

Keluarga Arya Wibisono, seperti biasa, pada hari Minggu sore memasak bersama, menyediakan makanan kesukaan Biru Laut. Sang ayah akan meletakan satu piring untuk dirinya, satu piring untuk sang ibu, satu piring untuk Biru Laut dan satu piring untuk si bungsu Asmara Jati. Mereka duduk menanti dan menanti. Tapi Biru Laut tak kunjung muncul. 

Jakarta, 2000 

Asmara Jati, adik Biru Laut, beserta Tim Komisi Orang Hilang yang dipimpin Aswin Pradana mencoba mencari jejak mereka yang hilang serta merekam dan mempelajari testimoni mereka yang kembali. Anjani, kekasih Laut, para orang tua dan istri aktivis yang hilang menuntut kejelasan tentang anggota keluarga mereka. Sementara Biru Laut, dari dasar laut yang sunyi bercerita kepada kita, kepada dunia tentang apa yang terjadi pada dirinya dan kawan-kawannya. 

Ulasan Buku dan Petikan Pesannya 

Resensi buku Laut bercerita karya Leila S. Chudori, review buku laut bercerita, analisis buku laut bercerita, download buku laut bercerita, baca buku laut bercerita pdf.
Arif Keisuke – Resensi Buku Laut Bercerita. Sumber: Unsplash.com

Buku Laut Bercerita karya Leila S. Chudori, kamu akan kembali disuguhkan dengan cerita yang lumayan mirip dengan buku Pulang, yaitu terkait perjuangan di era Orde Baru. Kisah yang diawali dengan kehidupan mahasiswa aktivis tahun 1991 di Yogyakarta, tepatnya di Seyegan. Leila menggambarkan kisah kehidupan mahasiswa aktivis kala itu sangat baik dan mengena. Misalnya seperti sudah lumrah kita tahu, negeri ini alergi terhadap buku yang berbeda haluan dengan mayoritas yang akhirnya pelarangan dan pemberantasan suatu buku dan pemikiran menjadi agenda konyol yang rutin dilakukan oleh beberapa pihak.  

Di kala itu, buku yang berhaluan kiri, kehidupan petani, perjuangan kelas bawah dan sejenisnya sangat dilarang, bahkan yang mencoba mendiskusikannya akan ditangkap. Sedihnya fenomena ini masih terjadi di era reformasi ini. Pemberangusan terhadap pemikiran yang berseberangan dengan mayoritas terjadi beberapa waktu terakhir. Kebebasan berpikir dan berpendapat seperti hanya diperuntukan untuk memikirkan kebaikan dan keagungan mayoritas, bukan mengkritisi atau menjadi kajian strategis. 

Di era kisah dalam Laut Bercerita juga mahasiswa aktivis Wirasena, Wiranata membahas banyak pemikiran terutama pemikiran kiri sebagai bahan diskusi mereka. Misalnya buku karya Pramoedya Ananta Toer, Ernesto Laclau, Charles Dickens dsb. Tentu, mereka melakukan diskusi hingga perencanaan pergerakan mengkritisi pemerintah kala itu dengan cara sembunyi-sembunyi. Bahkan apabila kadung kedapatan berani menenteng benda tersebut bisa sampai ditangkap, bahkan dihilangkan. Menyedihkan memang, tapi begitulah realitas pertentangan dua pemikiran yang berbeda. 

“Kepada mereka yang dihilangkan dan tetap hidup selamanya” 

Leila S. Chudori

Buku ini terdiri dari dua bagian, yang pertama berjudul Biru Laut dan kedua Asmara Jati. Sesi pertama, buku ini sering terbagi lagi ke dalam dua periode yaitu masa sebelum 1998 dan masa ketika 1998. Kisah sebelum masa 1998 sendiri menceritakan kehidupan aktivis mahasiswa seperti berdiskusi, aksi di Blangguan ataupun ketika di Jakarta menjelang 1998. Sementara kisah di 1998 menceritakan kekejian dan kekejaman beberapa pihak terhadap aktivis pejuang mahasiswa. Penyekapan, penyiksaan bahkan sampai ke penghilangan hak hidup termaktub dalam kisah ini. 

Baca juga: Kisah Hidup Keluarga Tapol di Zaman Orde Baru – Resensi Buku Pulang Karya Leila S. Chudori 

Namun tentu Leila tidak semonoton itu, kisah di dalamnya terdapat kehidupan pribadi setiap orang. Misalnya seperti kisah romansa Laut, yang agak cukup vulgar juga sih ini. Kemudian kisah-kisah kehidupan pribadinya di Ciputat yang jago masak dan kegemaran membaca buku dsb. Kemudian di dalamnya sebagai bumbu ada orang yang berkhianat di dalam lingkaran aktivis mereka. Alhasil mata-mata pemerintah saat itu menjadi pengintai pergerakan mahasiswa di Seyegan. 

Sesi kedua mengisahkan kehidupan pasca reformasi. Kisah dalam buku ini lebih ke cerita keluarga yang anaknya mengalami penghilangan secara paksa, atau dibunuh tanpa tahu di mana jasad mereka berada. Keluarga korban kekejian tersebut sangat membekas sekali. Tercermin keluarga Laut yang denial terhadap kematian Laut. Mereka bahkan sampai melupakan Asmara yang juga merupakan anak mereka, dalam artian keberadaannya terlupakan. Ini terjadi karena mereka tidak mengetahui kabar di mana anak sulungnya itu berada. 

“Selama kita berjalan di dalam kabut, kita tidak akan melihat cahaya. Jika membiarkan sejarah bangsa berada dalam kegelapan, akan hidup terus dalam kegelapan.”

Ilham Aidit 

Selain itu juga kisah mereka yang kembali dari penyekapan, mereka tentu membawa trauma yang mendalam dari pengalamannya itu. Kondisi psikis yang kacau dan hancur karena penyiksaan dan kekejaman yang mereka terima. Namun memang mereka lebih beruntung ketimbang rekan-rekan lainnya yang dihilangkan keberadaannya. 

Buku ini sangat bagus dan cocok kamu baca, apalagi jika kamu mahasiswa sangat pas untuk membaca buku ini. Perjuangan akan tetap abadi, karena kebenaran akan beriringan dengan sebuah perjuangan. Dalam hal ini, sebuah tuntutan dan keberanian menyuarakan kebenaran terekspos dalam buku ini. Terutama semangat mahasiswa yang bergerak sebagai agent perubahan. Sebagai civitas akademika, sangat wajib hukumnya mengamalkan Tri Dharma perguruan tinggi, pengajaran, penelitian dan pengabdian. 

Baca juga: Sebuah Kisah Kebaikan dan Kehidupan – Resensi Buku Keajaiban Toko Kelontong Namiya 

Setiap perjuangan dan peran yang kamu ambil akan sangat berarti. Baik kamu aktivis yang aktif bergerak, maupun di jalur akademik juga apabila berpegang pada prinsip pencarian kebenaran serta pengabdian kepada masyarakat tentu sama saja. 

Buku ini mengisahkan kita tidak boleh melupakan sejarah kelam bangsa Indonesia. Mereka yang dihilangkan paksa saat ini masih belum terungkap dan kejelasan nasibnya tidak ada yang tahu. Selain itu, para pelaku kekejian juga masih berdiri bebas berkeliaran di bumi pertiwi ini. Buku ini menjadi kepanjangan tangan supaya api semangat para pejuang tetap hidup dalam hati dan sanubari kita sebagai generasi berikutnya. 

Selain itu juga, kita tidak ingin lagi mengalami genosida intelektual di Indonesia. Sebagai informasi, Indonesia pernah berada pada era kehilangan akademisi yang berhaluan berbeda dengan penguasa. Akhirnya kebenaran hanya bersifat tunggal dari sang pemenang saja, tidak ada alternatif perspektif dari kelompok lain. Tragedi pasca 65 sampai 98 merupakan suatu yang patut disayangkan khususnya bagi kekayaan dan keragaman intelektual di Indonesia.  

Menjadi pelajaran bagi bangsa ini untuk berbenah dengan sejarah, terutama generasi muda yang berada di luar dari lingkaran keterlibatan masa itu. Kita yang lahir di era reformasi harus berani mencari fakta dan jujur kepada bangsa ini. Tentu bukan untuk apa pun, hanya untuk mencari keadilan, kebenaran serta pembelajaran ke depannya. 

Kira-kira seperti itu kesan dan resensi yang saya pahami dari Buku Laut Bercerita ini. Hal yang paling mengena yaitu nasib Kasih Kinanti yang tidak jelas diceritakan bagaimana nasibnya. Saya yang membaca cerita saja membekas di hati karena tidak jelasnya nasib mereka, apalagi keluarga mereka yang menjadi korban penghilangan paksa. Sungguh sangat miris. 

Link Download dan Baca Buku Laut Bercerita Karya Leila S. Chudori PDF 

Bagi kamu yang ingin mengunduh buku Laut Bercerita PDF, kamu bisa membaca buku ini di aplikasi online resmi seperti [Ipusnas]. Kalau kamu inign membaca buku ini secara online dan tidak mau antri, kamu bisa membeli bukunya di Google Play Book atau Gramedia Digital. Harga yang mereka tawarkan di sana yaitu mulai dari Rp. 70.000 – Rp. 100.000. 

Namun, apabila kamu kurang suka membaca buku secara online atau versi elektronik, kamu bisa membeli buku cetaknya juga di toko kesayangan kamu. Harga yang ada di beberapa toko online untuk Laut Bercerita berkisar di Rp. 80.000 – Rp. 110.000. Yuk biasakan membeli buku resminya, meskipun itu bekas. Kamu juga bisa membaca buku gratis dari kanal resmi atau perpustakaan yangada di sekitarmu. Tujuannya tentu untuk membantu penulis, penerbit, penjual buku dan pihak lain yang terlibat supaya tetap produktif dan tersenyum bahagia. Yuk stop membeli buku bajakan! 

Buku Lainnya Karya Leila S. Chudori 

  • Kelopak-kelopak yang Berguguran (1984)
  • Malam Terakhir: Kumpulan Cerpen (1989) 
  • 9 dari Nadira (2009) 
  • Pulang (2012) 

Daftar Pustaka 

Penutup 

Oke untuk artikel resensi buku Laut Bercerita karya Leila S. Chudori cukup sampai di sini saja. Semoga ini bisa memberikan sedikit gambaran dan insight bagi kamu yang belum membaca buku ini, atau bagi kamu yang ingin mencari perspektif lain. Jangan lupa bagikan juga artikel ini ke teman kamu yang lain ya, siapa tahu juga mereka bisa tertarik dengan buku atau fenomena dalam buku ini. Terima kasih. 

Bagi kamu yang memiliki kritik atau saran yang sifatnya membangun blog ini dan mungkin juga ingin mengirimkan artikel atau karyanya untuk dipublikasikan di website ini, kamu bisa mengirimkannya ke alamat e-mail berikut ini: aripviker@gmail.com 

Kata kunci: Resensi buku Laut bercerita karya Leila S. Chudori, review buku laut bercerita, analisis buku laut bercerita, download buku laut bercerita, baca buku laut bercerita pdf. 

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *