Pendahuluan
Kali ini Arif Keisuke akan memuat artikel mengenai resensi buku Funiculi Funicula; Before the Coffee Gets Cold Karya Toshikazu Kawaguchi. Buku ini cukup populer di kalangan bookish. Cerita yang ditawarkan oleh Funiculi Funicula penuh dengan makna serta pelajaran kehidupan, tetapi menggunakan bahasa sederhana. Runtutan kisah yang termaktub dalam buku tersebut juga seputar kehidupan sehari-hari sehingga akan mudah mencernanya.
Buku Funiculi Funicula juga bisa menjadi kajian literatur teman-teman dalam menelaah kenapa penulis Jepang lebih menyukai permasalahan mengenai penyesalan di masa lalu dan penerimaan diri terhadap apa yang sudah terjadi. Di samping itu juga tentu temen-temen bisa mengambil manfaat dengan merefleksikan apakah diri ini sudah mensyukuri hidup ini dengan menghidupi kehidupan sebaik-baiknya. Yuk mending baca saja artikel resensi buku funiculi funiculanya.
Yuk langsung saja baca dan bagikan juga artikel dengan judul lengkapnya Kafe, Masa Lalu dan Sebuah Penyesalan – Resensi Funiculi Funicula Karya Toshikazu Kawaguchi sampai tuntas ya!
Kafe, Masa Lalu dan Sebuah Penyesalan – Resensi Funiculi Funicula Karya Toshikazu Kawaguchi
Informasi Buku

- Judul Buku: Funiculi Funicula; Before the Coffee Gets Cold
- Penulis: Toshikazu Kawaguchi
- Genre: Fiksi; Romance
- Bahasa: Indonesia (Terj. Jepang)
- Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
- Kota Terbit: Jakarta
- Tahun Terbit: 2021
- Tebal Buku: 224 halaman
- ISBN: 9786020651927
Tentang Penulis

Toshikazu Kawaguchi, lahir pada tahun 1971 di Distrik Ibaraki, Perfektur Osaka, Jepang. Ia pernah tergabung dalam sebuah grup teater bernama Sonic Snail sebagai produser, sutradara, dan penulis naskah. Pertunjukan teaternya yang terkenal antara lain adalah COUPLE, Yuyake no Uta, dan Family Time. Funiculi Funicula adalah novel pertamanya yang diadaptasi dari pertunjukan teater garapannya bersama 1110 Productions yang memenangkan penghargaan utama dalam Festival Teater Suginami Kesepuluh.
Sinpsis (blurb) Funiculi Funicula
Di sebuah gang kecil di Tokyo, ada kafe tua yang bisa membawa pengunjungnya menjelajahi waktu. Keajaiban kafe itu menarik seorang wanita yang ingin memutar waktu untuk berbaikan dengan kekasihnya, seorang perawat yang ingin membaca surat yang tak sempat diberikan suaminya yang sakit, seorang kakak yang ingin menemui adiknya untuk terakhir kali, dan seorang ibu yang ingin bertemu dengan anak yang mungkin takkan pernah dikenalnya
Namun ada banyak peraturan yang harus diingat. Satu, mereka harus tetap duduk di kursi yang telah ditentukan. Dua, apa pun yang mereka lakukan di masa yang didatangi takkan mengubah kenyataan masa kini. Tiga, mereka harus menghabskan kopi khusus yang disajikan sebelum kopi itu dingin.
Rentetan peraturan lainnya tak menghentikan orang-orang itu untuk menjelajahi waktu. Akan tetapi, jika kepergian mereka yak mengubah satu hal pun di masa kini, layakkah semua itu dijalani?
Ulasan Buku dan Petikan Pesannya

Buku Funiculi Funicula menceritakan tentang sebuah kafe kecil di Tokyo dengan segala kisah mistis dan keajaibannya. Kafe tersebut menjadi latar utama dalam novel karya Toshikazu Kawaguchi itu. Seluruh kejadian dalam buku setebal 223 halaman ini terekam di kafe yang bernama funiculi funicula. Saya di sini tentu tidak akan menceritakan kondisi kafe, karena ya sama saja kondisi kafe di manapun, pasti jualan kopi.
Yang menjadi menarik dari kafe ini, seperti yang sudah saya sebutkan di atas kafe ini memiliki cerita misterius. Kafe tersebut bisa membawa orang pergi ke masa lalu. Dengan kata lain, kamu ketika datang ke kafe ini bisa menjelajah waktu ke masa lalu. Akan tetapi mereka memiliki aturan yang cukup ketat untuk bisa sampai pergi ke masa lalu tersebut.
“Bukan kenyataan yang berubah, melainkan kedua orang itu, Kotake dan Hirai, kembali dari masa lalu dengan hati yang baru”
Toshikazu kawaguchi
Berkaitan dengan masa lalu atau penjelajahan waktu biasanya asosiasi khalayak untuk memperbaiki penyesalan. Pergi ke masa lalu hanya untuk mengulangi pilihan yang dianggap lebih menguntungkan di masa depan. Dalam buku ini juga, setiap tokoh yang berhasrat pergi ke masa lalu, tentu memiliki penyesalan yang luar biasa menyayat hati. Ketidaksiapan menerima kenyataan masa kini dan masa lalu yang meninggalkan lubang di hati menjadi alasan utama mereka melakukan perjalanan ke masa lalu.
Begitu pun dengan ketika memfokuskan diri pada masa depan. Yang ada hanya kungkungan rasa khawatir berlebihan. Apa yang akan terjadi di masa mendatang, bagaimana nantinya, apakah saya aman dan lainnya. Kekhawatiran tersebut bisa menyebabkan kondisi psikologis pribadi yang cukup mengkhawatirkan. Alih-alih menikmati hidup, yang ada hanya terkungkung dalam rundungan kekhawatiran.
Perasaan yang membekas menyisakan lubang menganga di hati mereka membuat semakin teguh untuk berangkat ke masa lalu, meski dibebani peraturan yang memberatkan. Dan juga konsekuensi tidak bisa mengubah keadaan. Mereka hanya ingin memastikan perasaan yang tersisa tersampaikan dengan tuntas.
Baca juga: Sepenggal Kisah Kehidupan di Jakarta – Resensi Jakarta Sebelum Pagi Karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie
Tetapi memang, masa lalu tetap masa lalu. Ia merupakan waktu yang jauh. Berkubang di dalamnya hanya akan menimbulkan penyesalan. Penerimaan diri terhadap apa yang menjadi putusan kita kala itu menjadi kunci prinsipil untuk menjadi bahagia. Seperti kata mas Puthut EA dalam bukunya Cinta Tak Pernah Tepat Waktu “Kesedihan itu sangat dahsyat dampaknya, itulah alasan mengapa kita lebih suka mengabaikan moment bahagia. Kesedihan tanpa dimanjakan dengan foto dan album akan lebih punya tempat dalam pikiran kita.”
“Orang takkan bisa menyembunyikan sesuatu dari orang terdekatnya. Sebaliknya, orang selalu bisa menjadi diri sendiri, terutama saat sedan sedih atau sedang berada di titik lemah dalam hidup. Akan lebih mudah menyembunyikannya dari orang asing atau mereka yang tidak kita percayai sama sekali.”
Toshikazu Kawaguchi
Selain ulasan masa lalu dan penyesalan, buku ini memiliki beberapa keunikan tersendiri. Keunikan lainnya yaitu bisa menjadi kekurangan buku tersebut. Dalam penggambaran tokoh mulai dari Fumiko, Hirai, Kei, Goro atau sang Perawat dan beberapa lainnya memiliki penggambaran yang jelas. Sementara si hantu yang ngopi, Kazu, dan beberapa lainnya tidak ada ruang penjelasan kenapa mereka bisa memiliki hubungan atau karakteristik masing-masing. Ini karena mereka sebagai tokoh yang cukup signifikan membuat cerita buku ini berwarna.
Buku ini saya rekomendasikan bagi kamu yang hendak belajar untuk lebih bijak kembali menghadapi kenyataan. Belajar memahami diri sendiri saat ini. Belajar bersyukur dan menerima apa yang sudah terjadi di masa lalu. Berdamai dengan keadaan dan perasaan untuk hidup di masa kini. Apa pun yang terjadi di masa lalu sudah tidak bisa kita kendalikan lagi. Mereka hanya bisa menjadi ibrah bagi kita untuk lebih bijak dalam menghidupi hidup.
“Pengumuman: Kehidupan di dunia ini sedang berlangsung sekarang, bukan kemarin atau besok”
Jostein Gaarder
Buku ini juga memiliki kedekatan dengan buku jepang lainnya yaitu Keajaiban Toko Kelontong Namiya. Letak kesamaannya pada pengkisahan perputaran waktu ke masa lalu. Kisah yang membangun buku tersebut juga meliput penyesalan dan keresahan yang sedang terjadi. Bedanya, pengubahan nasib dan subjek yang berangkat ke masa lalunya saja. Kamu bisa juga baca resensi buku Keajaiban Toko kelontong Namiya di blog ini juga.
Link Download dan Baca Buku Funiculi Funicula Karya Toshikazu Kawaguchi
Bagi kamu yang ingin mengunduh buku Funiculi Funicula PDF, kamu bisa membaca buku ini di aplikasi online resmi seperti [Ipusnas]. Kalau kamu ingin membaca buku ini secara online dan tidak mau antri, kamu bisa membeli buku funiculi funicula di Google Play. Kisaran harga mulai dari Rp. 45.000 – Rp. 60.000.
Namun, apabila kamu kurang suka membaca buku secara online atau versi elektronik, kamu bisa membeli buku cetaknya juga di toko kesayangan kamu. Harga yang ada di beberapa toko online untuk Funiculi Funicula berkisar pada harga Rp. 60.000 – Rp. 100.000. Yuk biasakan membeli buku resminya, meskipun itu bekas. Kamu juga bisa membaca buku gratis dari kanal resmi atau perpusatakaan yang ada di sekitar rumahmu. Tujuannya tentuk untuk membantu penulis, penerbit, penjual buku dan pihak lain yang terlibat supaya tetap produktif dan tersenyum bahagia. Yuk stop membeli dan mengedarkan buku bajakan!
Daftar Pustaka
Goodreads [Toshikazu Kawaguchi]
Penutup
Oke untuk artikel resensi buku Funiculi Funicula; Before the Coffee Gets Cold karya Toshikazu Kawaguchi cukup sampai di sini saja. Semoga dengan resensi ini bisa memberikan sedikit gambaran dan rasa nostalgia bagi kamu yang sudah maupun yang belum membaca buku ini. Atau juga bagi kamu yang hendak mencari perspektif lain terkait review bacaan Funiculi Funicula silahkan saja. Janga lupa juga bagikan artikel ini ke teman kamu yang lain ya, siapa tahu mereka bisa tertarik juga buat membaca buku ini. Terima kasih.
Bagi kamu yang memiliki kritik atau saran yang sifatnya membangun blog ini dan mungkin juga ingin mengirimkan artikel atau karyanya untuk dipublikasikan di website ini, kamu bisa mengirimkannya ke alamat e-mail berikut ini: aripviker@gmail.com
Kata kunci: resensi buku funiculi funicula before the coffee gets cold karya toshikazu kawaguchi. review buku funiculi funicula before the coffee gets cold. analisis buku funiculi funicula before the coffee gets cold. download buku funiculi funicula before the coffee gets cold.
0 Komentar