Pendahuluan
Kali ini Arif Keisuke akan memuat artikel mengenai resensi buku Cinta Tak Pernah Tepat Waktu karya Puthut EA. Buku ini cukup banyak sekali mendapatkan cetak ulang, sehingga layak mendapatkan kategori buku populer. Kisah dalam buku Cinta Tak Pernah Tepat Waktu sangat menarik. Berbagai pelajaran bisa kita petik dari kisah seorang tokoh utama. Kisah kesedihan yang dibungkus ke alam bawah sadarnya sehingga menimbulkan luka dari belenggu masa lalu yang membekas.
Artikel resensi buku cinta tak pernah tepat waktu ini menjadi jembatan bagi kamu sebelum membaca buku ini. Supaya bisa memberikan sedikit gambaran umum, meski terkesan ada spoilernya. Bagi kamu yang sudah baca juga resensi buku cinta tak pernah tepat waktu ini bisa jadi bahan diskusi ya. Yuk baca selanjutnya.
Yuk langsung saja baca artikel lengkapnya yang berjudul Dua Insan dalam Jeratan Kenagan dan Belenggu Masa Lalu – Resensi Buku Cinta Tak Pernah Tepat Waktu Karya Puthut EA sampai tuntas ya!
Dua Insan dalam Jeratan Kenagan dan Belenggu Masa Lalu – Resensi Buku Cinta Tak Pernah Tepat Waktu Karya Puthut EA
Informasi Buku
- Judul Buku: Cinta Tak Pernah Tepat Waktu
- Penulis: Puthut EA
- Genre: Fiksi; Romance
- Bahasa: Indonesia
- Penerbit: BukuMojok
- Kota Terbit: Sleman, Yogyakarta
- Tahun Terbit: 2005 (Cet. 1); 2022 (Terbaru)
- Tebal Buku: 256 halaman
- ISBN: 978-623-7284
Tentang Penulis
Puthut EA, merupakan pria yang lahir di Rembang, Jawa Tengah tanggal 28 Maret 1977. Ia menyelesaikan pendidikan formal sarjana di Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada. Semasa kuliah Puthut EA terlibat aktif dalam aktivitas politik sejak tahun 1998. Ia ikut mendirikan Komite Perjuangan Rahkay untuk Perubahan, aktif di Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi dan Partai Rakyat Demokratis. Sebuah kisah aktivis yang sangat mengenyangkan tentunya.
Dalam dunia kepenulisan, sejak SMP Ia rajin menulis geguritan (semacam puisi, dan memang puisi tapi dalam bahasa jawa). Saat ini terhitung dari bukunya Enaknya Berdebat dengan orang Goblok, Ia menulis 29 buku baik karya fiksi dan nonfiksi. Bahkan ada beberapa buku termutakhir karya beliau melebihi jumlah yang tercantum di sini. Puthut EA bisa dihubungi di akun media sosialnya puthtutea. Puthut Ea merupakan kepala suku Mojok.co.
Sinopsis (blurb) Cinta Tak Pernah Tepat Waktu
“Aku tak ingin cinta sejati. Tapi biarkan aku mencicipi cinta yang bukan hanya sesaat. Biarkan aku berjuang dan bertahan di sana. Biarkan aku tersiksa untuk terus belajar bersetia. Aku rela tenggelam di sana, sebagaimana segelintir orang yang beruntung mendapatkannya.”
Ulasan Buku dan Petikan Pesannya
Buku Cinta Tak Pernah Tepat Waktu menceritakan tentang seorang pria tanpa nama, dan memang tidak tahu siapa namanya hanya dipanggil “Aku”, terjebak dalam fenomena traumatis belenggu masa lalu. Mungkin pria yang tanpa nama tersebut, menurut kesotoyan aing, hanya digambarkan sebagai “Aku” artinya kejadian ini bisa terjadi pada siapa saja. Baik Anda, Kamu, Lu, Ente, Antum dan Kalian, ya oke Saya juga mungkin. Penerimaan terhadap suatu luka yang menyayat jiwa membutuhkan waktu untuk pulih. Waktu yang merawat, sementara diri yang mampu menyembuhkan keluar dari jeratan lara. Begitulah kira-kira.
Kisah dalam buku ini begitu melancoli dan penuh pikiran neurotis pada tokoh utama, ya Aku. Buaian pengorbanan masa lalu serta bayangan indah yang terus menjadi harap akan kembali. Namun sang takdir itu selalu memiliki persimpangan untuk tidak berjalan kelindan bersama. Selain moment haru, buku setebal 256 halaman ini menyajikan juga moment greget, humor, menggugah jiwa dan menyayat.
“Kalau aku boleh menyarankan, ubahlah cara hidup seperti itu. Tanggung dan obati lukamu. Pasti sembuh. Jangan pernah berpikir tidak akan sembuh. Dan jangan pernah mencoba untuk mencari penggantinya sebelum kamu yakin benar bahwa kamu telah sembuh. Karena itu akan menularkan emosi buruknya pada orang lain”
Tante Wijang
Secara kronologis, Cinta Tak Pernah Tepat Waktu berawal dari seorang Aku yang memiliki kobaran api aktivis sekaligus penulis untuk mengubah negara menjadi lebih baik lagi. Ia bekerja keras kesana kemari, melompat ke berbagai kota di bumi pertiwi. Melakukan konsolidasi bersama kaum buruh dan tani. Melakukan retorika dan mengompori mahasiswa untuk meninggalkan bangku formal dan turun belajar dari kehidupan. Begitu banyak sekali kegiatan dan penugasan, sampai melelahkan jiwa dan fisiknya.
Baca juga: Kafe, Masa Lalu dan Sebuah Penyesalan – Resensi Funiculi Funicula Karya Toshikazu Kawaguchi
Akan tetapi, ketika membuka jendela lebih jauh ke dalam organisasi, Ia ternyata hanya terkungkung sebagai budak politik dan bergerak sesuai kepentingan golongan saja. Kekecewaan menjadi respon pasti. Di kala masa penuh kekecewaan tersebut, Ia mendatangi perempuan dengan penuh perjuangan. Penolakan, keteguhan hingga penerimaan dari perempuan tersebut menjadi seorang kekasihnya di kala “Aku” sedang berada di titik terendah.
Perempuan itu juga yang memberikan cahaya harapan untuk menyelesaikan studi yang telah dimulainya. Berkat dorongan dan dukungan perempuan itu juga, Ia kembali menemukan alasan, tujuan serta harapan untuk hidup. Sampai pada perempuan itu lulus kuliah di kota yang, katanya, istimewa, dan mengharuskannya kembali ke Jakarta.
Sampai juga pada perempuan itu menuntut mau dibawa kemana hubungan mereka. Sementara Ayah perempuan tersebut tidak menunjukan persetujuan. Juga ditegaskan oleh perempuan itu, yang sudah lelah dan menuntut kecerahan masa depannya. Walhasil palu godam takdir menghancurkan hubungan mereka dan lelaki itu. Singkat cerita si laki-laki tak bisa move on darinya, belakangan perempuan itu pun sudah menikah dan bahkan belum selesai juga dengan masa lalunya.
Baca juga: Memahami Makna Cinta Sesungguhnya dari Novel Sufistik – Resensi Buku Layla dan Majnun Karya Nizami
Dalam buku ini banyak sekali hal menarik yang bisa kita dapatkan. Terkadang juga mas Puthut nyeleneh sekali, terutama di bab Kikan. Udah baca serius ternyata malah asem. Selain itu juga, dari buku ini kita bisa menyadari bahwa berdamai dengan masa lalu merupakan fardhu `ain. Kalau dalam psikologi ketika terjadi penuh tekanan khususnya pada diri kita kudu punya self-compassion. Ini berguna tidak melakukan coping yang berbahaya atau self-harm. Di luar hal itu, pentingnya penerimaan kalau kata mas Freud biar terjadi keseimbangan struktur jiwa kita. Raungan alam bawah sadar tidak akan melulu melepaskan neurosis ke alam sadar kita. Dalam novel ini diceritakan terjadi ada bagian tubuh yang menjadi korban ganasnya situasi stress yang ditekan ke alam bawah sadar. Ia mengalami psikosomatis.
“Kenangan sedih lebih berjmawa dibanding kenangan akan keriangan. Kenangan kesedihan tidak butuh alat pencatat. Ia, kenangan sedih itu, justru ingin disingkirkan melalui catatan-catatan atas kebahagiaan dan kesenangan.”
Aku (tokoh utama)
Kekurangan dari buku ini yaitu penggambaran karakter tokoh penulis tidak memberikan nama mulai dari tokoh utama, beberapa perempuan dan lainnya. Ini membuat pusing pembaca membedakan ini perempuan yang mana dan sedang menceritakan yang mana. Selain itu, ada beberapa detail yang mungkin tidak perlu dijelaskan seperti beberapa komunitas yang ada, karena dampaknya pada cerita sangat minim. Akan lebih baik menggali kisah si Aku dengan Sarah atau tokoh pada perempuan terakhir.
Tetapi, buku ini sangat layak kamu baca. Khususnya banyak sekali pesan yang disampaikan mas Puthut EA dalam bukunya. Acap kali banyak kata bijak atau quots yang bisa jadi pelajaran. Khususnya bagi kamu yang memiliki ketertarikan dengan penerimaan diri, berdamai dengan masa lalu dan melangkah ke masa depan, bisa banget kamu baca. Memang tone buku ini terkesan melankoli, tetapi banyak sekali inspirasi khususnya kamu yang suka menulis, jurnalistik sampai kegiatan sastra bisa jadi bahan bacaan menarik.
Link Download dan Baca Buku Cinta Tak Pernah Tepat Waktu Karya Puthut EA
Bagi kamu yang ingin mengunduh buku Cinta Tak Pernah Tepat Waktu PDF, kamu belum bisa membaca buku ini secara online. Sejauh penelusuran kami, belum terdapat cetakan online untuk Cinta Tak Pernah Tepat Waktu.
Namun, apabila kamu kurang suka membaca buku secara online atau versi elektronik, kamu bisa membeli buku cetaknya juga di toko kesayangan kamu. Harga yang ada di beberapa toko online untuk Cinta Tak Pernah Tepat Waktu berkisar pada harga Rp. 70.000 – Rp. 110.000. Yuk biasakan membeli buku resminya, meskipun itu bekas. Kamu juga bisa membaca buku gratis dari kanal resmi atau perpusatakaan yang ada di sekitar rumahmu. Tujuannya tentuk untuk membantu penulis, penerbit, penjual buku dan pihak lain yang terlibat supaya tetap produktif dan tersenyum bahagia. Yuk stop membeli dan mengedarkan buku bajakan!
Karya Puthut EA Lainnya
- Bunda (2006)
- Kami Tak Ingin Tumbuh Dewasa (2016)
- Para Bajingan yang Menyenangkan (2016)
- Seorang Laki-Laki yang Keluar dari Rumah (2017)
- The Show Must Go On (2010)
- Menanam Padi di Langit (2008)
- Enaknya Berdebat dengan Orang Goblok (2018)
Daftar Pustaka
- Wikipedia [Puthut EA]
- Goodreads [Cinta Tak Pernah Tepat Waktu]
Penutup
Oke untuk artikel resensi buku Cinta Tak Pernah Tepat Waktu karya Puthut EA cukup sampai di sini saja. Semoga dengan resensi ini bisa memberikan sedikit gambaran penilaian serta ulasan pribadi saya. Seluruh isi dari tulisan ini hanya pendapat pribadi dan penghayatan pribadi dari beberapa sumber bacaan yang lainnya. Jangan lupa juga bagikan artikel ini ke teman kamu yang lain ya, siapa tahu mereka bisa tertarik juga buat membaca buku cinta tak pernah tepat waktu. Terima kasih
Bagi kamu yang memiliki kritik atau sasran yang sifatnya membangun blog ini dan mungkin juga ingin mengirimkan artikel atau karyanya untuk dipublikasikan di website ini, kamu bisa mengirimkannya ke alamt email berikut ini: aripviker@gmail.com
Kata kunci: resensi buku cinta tak pernah datang tepat waktu karya puthut EA. review buku cinta tak pernah datang tepat waktu. analisis buku cinta tak pernah datang tepat waktu. download buku cinta tak pernah datang tepat waktu.
0 Komentar