Memahami Disonansi Kognitif dari Kisah Laskar DI/TII di Jawa Tengah – Resensi Buku Lingkar Tanah Lingkar Air Karya Ahmad Tohari

oleh | 2 Mei 2021 | Buku

Pendahuluan

Kali ini Arif Keisuke akan memuat artikel mengenai resensi buku lingkar tanah lingkar air karya Ahmad Tohari. Buku yang bertajuk sejarah Indonesia ini sangat baik menjadi teman bacaan ringan di sela istirahatmu. Meskipun berupa novel ringan, banyak sekali pelajaran yang bisa kamu renungkan di dalamnya. Mulai dari bagaimana pergulatan pikiran seorang laskar Darul Islam yang meneror warga dan berkhidmat pada khilafah DI/TII, semangat hidup dalam bermasyarakat, serta suasana dinamika orde lama sampai transisi ke orde baru.

Baca juga: Menelaah Sejarah Hubungan Masyarakat Bumi Putera dan Tionghoa Sejak Masa VOC – Resensi Buku Geger Pacinan 1740-1743 Karya Daradjadi

Bagi kamu pemerhati atau juga pecinta sejarah Indonesia sudah barang tentu tahu pafa tahun tersebut merupakan periode yang unik. Banyak polemik dan juga aksi heroik yang bercampur dalam guratan tinta sejarah bangsa ini. Pembaca mungkin akan merasa terbawa hidup di tengah masyarakat pada kala itu. Coba deh baca, tapi baca resensinya dulu di sini hehe.

Yuk langsung saja baca dan bagiin artikel memahami disonansi kognitif dari kisah laskar DI/TI di Jawa Tengah – resensi buku Lingkar Tanah Lingkar Air karya Ahmad Tohari.

Memahami Disonansi Kognitif dari Kisah Laskar DI/TII di Jawa Tengah – Resensi Buku Lingkar Tanah Lingkar Air Karya Ahmad Tohari

Informasi Buku

Resensi buku lingkar tanah lingkar air. Review buku lingkar tanah lingkar air. Resensi buku Ahmad Tohari. Download lingkar tanah lingkar air. Baca lingkar tanah lingkar air.
Arif Keisuke – Resensi Lingkar Tanah Lingkar Air Karya Ahmad Tohari Cover. Sumber: Play Book
  • Judul Buku: Lingkar Tanah Lingkar Air
  • Penulis: Ahmad Tohari
  • Genre: Novel; Fiksi; Sejarah
  • Bahasa: Indonesia, Jawa (Selingan)
  • Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
  • Kota Terbit: Jakarta
  • Tahun Terbit: 2015
  • Tebal Buku: 168 halaman
  • ISBN: 978 -602-03-1860-8

Tentang Penulis

Resensi buku bekisar merah. Review buku bekisar merah. Resensi buku karya Ahmad tohari. Sinopsis buku bekisar merah.
Arif Keisuke – KH Ahmad Tohari. Sumber: Wikipedia

K.H. Ahmad Tohari, merupakan sastrawan tulen yang menuliskan karya masyhurnya yaitu Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk. Karya ini merupakan sebuah lakon atau cerita yang menggambarkan kondisi pada masa orde baru. Dikisahkan banyak warga setempat yang dibunuh karena dianggap sebagai simpatisan PKI. Novel ini pada serial ketiga sempat tidak terbit penuh karena kondisi perpolitikan pada masanya sehingga harus menunggu waktu yang tepat. [Baca perjalanan penulisan Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk].

Beliau lahir di Tinggarjaya, Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah pada 13 Juni 1948. Latar belakang pendidikan formal beliau tercatat di SMA Purwokerto. Beliau pernah mengikuti kuliah di beberapa kampus yaitu Fakultas Kedokteran Ibnu Khaldun, Jakarta (1967-1970), FE Unsoed (1974-1975), dan FISIP Unsoed (1975-1976). Beliau banyak sekali meraih penghargaan atas karya tulisnya. Bahkan trilogi Ronggeng Dukuh Paruk telah diangkat menjadi tontonan layar lebar. Ahmad Tohari pernah bekerja di BNI 1946 sebagai honorer majalah perbankan (1966-1967), majalah keluarga (1978-1981) dan dewan redaksi amanah (1986-1993). [Baca selengkapnya di: Ahmad Tohari].

Sinopsis Buku Lingkar Tanah Lingkar Air

Pergolakan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia (RI) antara tahun 1946 – 1950 menyeret banyak pemuda kampung ke dalam kancah perjuangan bersenjata. Di antara mereka yang ikut adalah Amid serta teman-teman kampungnya yang berjuang dalam bendera Hizbullah. Amid dan seluruh kawannya bertempur membela kemerdekaan RI sebagai kewajiban iman mereka. Amid secara pribadi memiliki tekad setelah berakhirnya perang melawan Belanda akan bergabung dengan tentara resmi negara. Akan tetapi, sejarah memboyong Amid menjadi anggota laskar DI/TII di bawah pengaruh realitas dan kawan-kawannya.

Amid dalam hati kecilnya sangat mencintai Tanah Air ini. Ia bahkan sering bimbang atau mengalami disonansi kognitif karena kelompoknya acap kali memerangi warga seagama. Dalam satu kesempatan Amid menembak mati tentara yang membawa kitab suci dan tasbih di sakunya. Setelah kematian sang Khilafah DI/TII Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo karena tertangkap tentara dan warga, Amid diminta tentara menumpas pasukan komunis di hutan jati. Ia bertempur dalam panji jihad membela tanah air yang didambakannya.

Ulasan Buku dan Petikan Pesannya

Resensi buku lingkar tanah lingkar air. Review buku lingkar tanah lingkar air. Resensi buku Ahmad Tohari. Download lingkar tanah lingkar air. Baca lingkar tanah lingkar air.
Arif Keisuke – Alam Indoneisa. Sumber: Unsplash.com

Buku Lingkar Tanah Lingkar Air ini merupkan sebuah karya yang luar biasa. Kiai Ahmad Tohari mampu menggambarkan tokohnya cukup baik dan nyata. Penggambaran ketika beberapa tokoh masih muda, sangat mengebu-ngebu dalam mengejar idealitas serta keinginan, ia gambarkan dengan apik. Bisa kamu lihat ketika Kang Suyud, yang notabene masih muda, berdebat dengan Kiai Ngumar soal negara.

Kang Suyud beranggapan mereka yang bekerjasama dengan non-Muslim harus dimusnahkan, karena kafir. Alhasil Ia memiliki pegangan teguh pada ideologi SM Kartosuwirjo dengan prinsip tidak bekerjasama terhadap orang yang tidak shalat. Sedang Kiai Ngumar tetap berpegang teguh pada fatwa yang telah Hadaratus Syeikh dari Jawa Timur fatwakan untuk tetap membela negeri Republik Indonesia ini.

Berperang melawan tentara penjajah untuk mempertahankan negeri sendiri yang baru merdeka, wajib hukumnya bagi semua orang Islam. Dan siapa yang mati dalam peperangan melawan penjajah, dialah syahid

Hadaratus Syekh

Perdebatan antara Islam dan Republik. Perdebatan ini pada masa itu memang cukup tajam, seakan Republik dan Islam berjalan di spektrum yang berbeda. Anggapan yang menjurus jadi dikotomi ideologi yang berjalan berseberangan tumbuh subur pada masyarakat kala itu. Hasilnya memunculkan individu seperti Kang Suyud dan tentara Hizbullah lain sebagai protes terhadap bentuk republik yang menggaet orang yang tidak shalat.

Tokoh lain seperti Kiram juga sangat mengebu dan memang memiliki ciri khas anak muda pemberani. Kiram yang digambarkan sebagai seorang yang kuat dalam fisik dan pandai dalam berperang, namun lemah dalam literasi. Ia menjadi salah satu tentara Hizbullah yang ikut Kang Suyud menjadi laskar Darul Islam. Kiram ini awalnya tidak ada masalah, mau negara Republik atau Islam, yang penting ia bisa ikut berperang. Namun ketika dihadapkan dengan realitas yang kompleks, ia mulai terbawa arus. Harapan dan kepercayaannya yang ingin jadi tentara pupus karena merasa dikhianati oleh negara, sehingga berbelok membela Darul Islam.

Baca juga: Nestapa, Khianat dan Genderang Jihad di Abad Pertengahan – Resensi Ain Jalut; Melawan Mitos Hulagu

Sementara tokoh lain yaitu Amid, merupakan pemuda yang terus mengalami pergolakan kognisi dalam pikirannya. Amid yang semulanya memang nyantri di Kiai Ngumar yang juga bercita-cita masuk tentara Republik, berlabuh juga jadi laskar DI. Karena suatu kejadian, Ia masuk jadi laskar Darul Islam dengan alasan kuat supaya tidak putus hubungan dengan sahabat dekatnya berkat saran Kiai Ngumar. Amid selalu memikirkan tindakannya dan kelompoknya apakah benar atau memang keliru, sehingga pergulatan terjadi dalam pikirannya.

. . . Seorang lelaki militer yang baru kubunuh itu, agaknya ingin selalu merasa dekat dengan Tuhan. Dan ia telah kuhabisi nyawanya. Sementara itu aku harus percaya bahwa Tuhan yang selalu ingin diingatnya melalui tasbih dan Qur’annya itu pastilah Tuhan-ku juga, yakni Tuhan kepada siapa gerakan Darul islam ini mengatasnamakan khidmahnya.

Pergulatan seperti apa bedanya dirinya dengan para penjajah kafir yang merebut kekuasaan dengan kekerasan dan membunuh warga. Bahkan Ia dan kelompoknya membunuh siapa saja pemuka agama yang tidak setuju dengan gerakan Darul Islam ini. Bahkan juga, mereka bertahan hidup di hutan dan gunung serta dari hasil rampasan harta warga yang ada di sekitarnya. Penyebaran teror yang ia dan kelompoknya lakukan kepada warga sipil menjadi bahan renungan Amid. Di satu sisi, Ia harus taat kepada khilafah DI yang menolak mengakui republik karena suatu alasan, di sisi lain Ia masygul dengan tindakannya. Inilah yang kita sebut sebagai disonansi kognitif. Dua arus pemikiran yang saling berseberangan bersemayam dalam pikiran seseorang.

Keunikan novel ini yaitu keunggulannya dalam menggambarkan latar tempat yang begitu apik. Suasana Indonesia, khususnya daerah sekitaran Cilacap pada masanya sangat kental sekali. Mulai dari menggambarkan perkampungan warga, suasana kebun jati Cigobang dan kehidupan budaya masyarakat pada kala itu. Tidak lupa juga Ahmad Tohari menyebutkan detail dinamika yang terjadi pada saat itu, seperti mulai naiknya komunis yang membuat kompleksitas cerita bertambah.

Baca juga: Kisah Hidup Keluarga Tapol di Zaman Orde Baru – Resensi Buku Pulang Karya Leila S. Chudori

Ciri lain khas dari novel Ahmad Tohari adalah adanya sesosok kiai yang meneduhkan dan memberikan banyak nasehat dengan keluasan ilmunya. Dalam Lingkar Tanah Lingkar Air ada sosok Kiai Ngumar yang banyak disebutkan di atas. Kiai Ngumar menjadi pembela bagi Amid dan kawan-kawannya. Ia memberikan keteduhan dan tempat bernaung bagi masyarakat. Hal itu sesuai dengan budaya pedesaan sampai sekarangpun. Yang mana rumah ustad atau kiai di perkampungan biasanya menjadi tempat mengadu dan menimba ilmu bagi masyarakat sekitarnya.

Overall buku ini sangat saya rekomendasikan bagi kamu yang ingin lebih menghayati realitas pergulatan Republik dan Islam. Pesan untuk saat ini juga bisa relate terutama aksi teror yang salah satu kelompok arahkan kepada Indonesia ini. Bisa kamu renungkan, pelajaran yang ingin penulis buku tersebut sampaikan sehingga tercipta kedamaian dalam hidup.

Link Download dan Baca Buku Lingkar Tanah Lingkar Air PDF

Bagi kamu yang ingin mengunduh buku Lingkar Tanah Lingkar Air PDF, kamu belum bisa membaca buku ini secara gratis di aplikasi online resmi seperti [Ipusnas] atau [IJakarta]. Kalau kamu ingin membaca buku ini secara online, kamu bisa membeli buku ini di google play book. Harga dari buku ini ada dua, yaitu Rp. 35.607 – Rp. 43.000 [Terbitan Juli 2015] dan Rp. 41.085 – Rp. 50.000 [Terbitan Januari 2019].

Apabila kamu kurang suka membaca buku elektronik, kamu bisa membeli buku cetaknya juga. Harga yang ada untuk buku Lingkar Tanah Lingkar Air sekitar Rp. 40.000 – Rp. 50.000. Yuk biasakan membeli buku resminya, atau membaca gratis dari kanal yang resmi. Tujuannya untuk membantu penulis, penerbit, penjual buku dan pihak lain yang terlibat supaya tetap produktif dan bahagia.

Buku Lainnya Karya Ahmad Tohari (Novel)

  • Kubah (1980)
  • Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk; Ronggeng Dukuh Paruk (1982), Lintang Kemukus Dini Hari (1985), Jantera Bianglala (1986)
  • Di Kaki Bukit Cibalak (1986)
  • Bekisar Merah (1993)
  • Belantik (2001)
  • Orang Orang Proyek (2002)

Daftar Pustaka

Tohari, A. (2015), Lingkar Tanah Lingkar Air, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Penutup

Oke untuk artikel resensi Lingkar Tanah Lingkar Air karya Ahmad Tohari cukup sampai di sini saja. Semoga bisa bermanfaat bagimu. Jangan lupa bagikan artikel ini ke temanmu yang lain apabila kamu belajar satu hal baru dari sini. Terima kasih.

Bagi kamu yang memiliki kritik dan saran yang dapat membangun blog ini, kamu bisa mengirimkannya ke alamt email berikut: aripviker@gmail.com

Kata kunci: Resensi buku lingkar tanah lingkar air. Review buku lingkar tanah lingkar air. Resensi buku Ahmad Tohari. Download lingkar tanah lingkar air. Baca lingkar tanah lingkar air.

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *